Long Live Corpse Flower!

 

Insekyur—bahasa benernya adalah insecure—adalah bentuk dari perasaan tidak aman. Biasanya seseorang merasa tidak aman karena ada ancaman dari luar, kan? Tapi kadang-kadang insekyur ini muncul meskipun tidak ada yang mengancam. Terus kok bisa muncul? Iya, itu muncul dari pikiran sendiri. Karena kadang-kadang gak ada yang bener-bener membahayakan harga diri kita. Kita aja yang tiba-tiba merasa terserang.

Boleh gak sih insecure? Kalau dibilang boleh, ya bukan boleh sih, tapi wajar. Wajar aja kalau merasa rendah diri, apalagi kalau kita membandingkan diri dengan orang lain yang kita anggap di atas kita. Soalnya begini gaes, siapapun orang itu, dasarnya mereka sama dengan kita, sama-sama manusia. Tapi, kalau kita udah tetapkan standar tertentu, atau di lingkungan kita punya standar tertentu, kita pun menetapkan diri kita dan orang lain dengan standar itu. Kalau kita gak menyentuh standar, kita jadi rendah banget. Padahal belum tentu standar itu bener. Iya gak?

Nah, makanya menentukan standar ini penting banget.

Sebelum itu, insecure banyak banget muncul dari masa lalu. Karena pernah gagal atau ditolak, akhirnya otak kita membentuk skema kalau kita pun akan gagal dan ditolak. Selamanya kita gak akan bisa deh, gak ada gunanya. Padahal, nyoba aja belum, ya kan? Namanya juga usaha, kadang berhasil, kadang gagal. Coba deh baca tulisan sebelumnya tentang kegagalan (promosi terselubung). Kita yang fokus untuk berhasil, jadi lupa deh kalau bisa gagal. Terus, kita fokus sama masa lalu, padahal masa depan bisa beda dari masa lalu. Iya, sih, masa lalu akan mempengaruhi masa depan, tapi tetap aja yang bisa mengubah masa depan adalah diri sendiri kan?

Atau nih, kita gak ada masalah dengan masa lalu, tapi mengadopsi standar yang tinggi banget dan harus banget dicapai. Kalau gak dicapai, kita merasa rendah diri dan gak ada apa-apanya. Padahal, siapa sih yang buat standar? Harus banget ya kita meraih standar itu? Bisa jadi standar itu adalah standar yang gak jelas, dan gak ada yang memaksa kita untuk memenuhinya. Kita hanya pengen aja bisa kayak orang lain, bisa memenuhi standar.

Gaes, manusia itu berbeda-beda. Potensinya juga beda-beda, jangan samakan diri kita dengan orang lain. Apalagi kalau pake standar yang tidak jelas. Insecure sama yang kuliah di luar negeri, padahal dia udah belajar sejak kecil, ortunya punya banyak uang, dan dia udah meluangkan banyak waktu untuk meraih impiannya. Sementara kita, sebanding gak pengorbanannya? Bisa jadi enggak. Meskipun bisa jadi lebih, tapi ingat, usaha memang bisa, tapi hasil mungkin berbeda. Gak perlu minder, coba deh belajar dari usaha sebelumnya. Hidupmu tidak berhenti hanya karena satu impian tidak tercapai! Hidup harus terus berjalan.

Standar yang berlandaskan sama materi, jelas akan menyesatkan. Membuat kita mencari terus. Padahal mencari materi, gak bakal selesai-selesai. Kalau standar kita adalah ridho Allah, insya Allah kita gak akan kesulitan mencari. Karena ridho Allah simpel, melakukan segala sesuatu sesuai dengan perintahNya. Gampang kan? Ya, teorinya gampang sih, tapi susah juga, hehe. Tapi, kan lebih mudah daripada nyari materi susah-susah, bahagia enggak, stress iya.

Allah juga meminta kita untuk bersyukur. Capek ya disuruh bersyukur? Udah nih sedih, disuruh bersyukur pula. Tau gak, muslim itu salah satu yang urusannya istimewa banget.

Rasulullah bersabda Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”.

Masya Allah... pengen nangis banget gak sih? Sedih bahagia aja dapat kebaikkan, tapi syarat dan ketentuan berlaku, dong. Nah, sabar itu bukan kata pasif, sabar itu ketika dalam keadaan sedih kita terus berusaha, tetap ikhtiar, tetap berjuang, dan kita gak ngeluh, gak menyerah. Bersyukur pun belum menunggu kita berlebih, tapi apa yang saat ini kita miliki pun harus disyukuri. Apapun keadaannya.

Saat ini mungkin kamu merasa gak ada apa-apanya. Itu bukan karena Allah jahat, tapi kamu yang mungkin belum tau maksud Allah itu apa, atau belum tau dirimu itu siapa, butuhnya apa. Nah, yuk belajar lagi mengenal diri sendiri. Selama ini kita berusaha menjadikan diri kita sebagai orang lain, kita kelamaan melihat orang lain. Padahal yang harusnya yang kita kenal lebih jauh ya diri kita sendiri, butuhnya apa, maunya apa, bisanya apa. Jauh daripada itu, Allah maunya apa sama kita?

Bersyukur itu pun termasuk bentuk mencintai diri sendiri yang paling dasar. Bersyukur masih diberi kesempatan hidup dan bisa melakukan banyak hal. Dengan bersyukur, kita punya kekuatan lebih untuk berbagi. Kita menjadi bahagia, dan kalau bahagia sambil bersyukur, kebahagiaan kita ditambah. Nikmatnya ditambah. Bahagia itu kan juga nikmat? Banyak banget orang yang tidak bahagia, maka bersyukurlah.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Terjemahan QS. Ibrahim: 7)

Bener loh, kalau bersyukur itu akan membuat kita banyak bahagia. Kekuatan bahagia itu menjadi amunisi menyebarkan kebahagiaan. Makanya kalau kita liat banyak orang yang senang menyebarkan kebaikkan, kalau ditanya, awalnya ya karena mereka bersyukur dengan keadaan mereka saat ini, dan mereka ingin berbagi dengan orang lain agar merasakan bahagia yang sama juga. Masya Allah.

Merasa rendah diri karena tidak bisa mungkin wajar muncul, tapi jangan biarkan lama-lama. Masalahnya, kita ini senang melihat ke atas, berkhayal, tapi jarang mengusahakan agar khayalan kita terwujud. Kadang, saking tingginya, sampai kita pun gak mampu meraihnya. Belum lagi kemalasan yang mendarah daging. Ya ampun, dasar aku, kamu, dan kita semua! Astagfirullah. Ayuklah bangkit. Lihat diri kita ini, bisanya apa. Kalau masih banyak gak taunya, belajar. Kalau banyak gak bisanya, latihan. Kalau gagal, coba lagi. Kalau gagal terus, coba yang lain. Begitu deh. Sabar dalam usaha, bismillah bisa.

Udah begitu, coba deh kita bersyukur. Bersyukur itu dengan mengucapkan, merasakan dan melakukan. Ucapkan hal-hal yang membuat kita bersyukur, rasakan dalam diri kita dan pikiran, lalu lakukan hal-hal yang menunjukkan kita bersyukur. Mungkin kalau masih terbiasa tidak bersyukur akan susah, tapi coba deh pelan-pelan, belajar bersyukur untuk hal-hal kecil.

Yuk, kita banyak-banyak bersyukur, insya Allah insecure akan mundur. Yok bisa yok.

 

Note:

Bunga Bangkai, meskipun dinamakan bunga bangkai atau corpse flower, ia tetap hidup. Meskipun disebut paling jelek dan bau, ia tetap memberikan manfaat. Bunga bangkai tidak insecure, karena ia paham maksud Allah menciptakannya.

 

10/08/2020

Komentar

  1. Satu lagi mba , belajar melepaskan. Karena tanpa kita sadari kita menggenggam kuat hal-hal yang membuat kita terluka, hal-hal yang terlalu jauh dari kita. Melepaskan hal yg toxic itu harus, walaupun sakit.
    Suka banget sama tulisannya mba 😄😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh dalem banget mba bahasannya. Btw aku juga masi peer ni

      Hapus
  2. Rawan emang insecure di masa skrg ya mba, semoga kita tetap bisa bersyukur dan bisa mengatasi insecurity kita. Thanks for sharing mbaa :D

    BalasHapus

Posting Komentar