Review: Bengkel Diri! Be The New You


Bengkel diri itu apaan? Review dong! Trus kegiatannya apa aja?

Jadi, itulah sefruit pernyataan dari teman-teman saya. Sebenarnya, saya sendiri pun baru menemui bengkel diri itu setahun yang lalu (kalau gak salah sih ya). Awalnya juga bingung sih bengkel diri itu apaan. Belum seheboh sekarang, eh emangnya heboh? Ya mungkin saya aja sih yang suka mengheboh-hebohkan, hehe. Saya tahunya bengkel diri itu dari seorang yang saya kenal di Instagram. Mbak itu saya kenal dengan baik karena beliau adalah salah satu teman pertama yang saya kenal di Jogja. Beliau pula yang menjadi teman serumah saya saat itu. Waw.

Akhirnya, dengan penuh rasa penasaran, saya pun mendaftar di Bengkel Diri. Untuk apa? Bukannya sudah banyak ikut kajian? Ehm, tentunya setiap ingin melakukan sesuatu kita punya banyak pertimbangan dan memahami konsekuensinya ya? Yang membuat diri saya mantap untuk bergabung adalah program-program yang ditawarkan oleh Bengkel Diri. Saya melihat program seperti laporan tiap hari dan tugas-tugas yang dikirimkan melalui instagram, sangat menarik. Dengan program laporan tiap hari membuat kita termotivasi melakukan aktivitas ruhiyah, silahturahim dengan teman dan keluarga, membaca banyak buku, mendengarkan kajian, dan sebagainya. Dengan program tugas yang dikirimkan dengan posting dari instagram, membuat kita terlatih untuk belajar berdakwah, selain itu kita pun berusaha membuat instagram menjadi ladang dakwah, bukan sekedar ngefollow akun olshop hehe.

Itu membuat saya tertarik, dengan segala macam pertimbangan dan mengorbankan uang jajan (?), saya pun mendaftar. Awalnya masuk di kelompok cadangan, tapi akhirnya bisa masuk juga. Trus mulailah perkuliahan. Perkenalan dengan teman kelas dan guru-gurunya dulu dong! Seru banget, apalagi kepala sekolahnya, Ummu Balqis, sangat bersemangat. Saya yang punya energi sangat low ini cukup terkejut haha! Oh ya tidak perlu khawatir, di kelas ini ada berbagai macam muslimah dengan berbagai latar belakang dan usia. Dari yang pelajar, mahasiswa sampai ibu-ibu juga ada. Ada yang dari ujung Indonesia, ada yang dari luar negeri. Ada yang udah berislam bertahun-tahun, ada yang baru berislam. Pokoknya, di kelas ini (dan semua kelas Bengkel Diri), kamu diterima dengan tangan terbuka! Insya Allah gak ada yang akan saling menjatuhkan.

Kata-kata yang paling diingat...
Sebarkan positive vibes...
Jadi itu, sepanjang kelas, kadang-kadang kan, maklumlah ibu-ibu super dengan segala macam drama kehidupan, akan kesulitan dalam melaksanakan tugas. Kalau udah ada yang bilang, "Waduh aku belum selesai nih." Nanti akan dijawab, "iya bu, saya juga belum". Trus makin banyak negative vibes atau keluhan-keluhan dari kelas. Keluhan-keluhan semacam itu akan memunculkan kemalasan yang mewabah. Dalam psikologi, hal tersebut disebut dengan conformitas. Kita akan cenderung pada keputusan atau pendapat banyak orang dalam kelompok. Nah, akhirnya, muncullah ultimatum dari Ummu Balqis supaya kami gak banyak mengeluh, tapi harusnya saling menyemangati. Kalau ada yang males, dipendem aja, atau bisa deh nanya gimana caranya supaya rajin, gitu. Bukan malah menyebarkan kemalasan. Demikian.

Susah gak sih tugasnya? Kalau menurut saya sih gak susah. Iya, saya emang suka nulis, tapi bukan cuman itu. Tugasnya ya dari materi kita itu, jadi kalau pelajari dengan baik pasti bisa. Selain itu, jangan berpikir nilai deh, gak ada tuh yang namanya nilai. Palingan ya minimal mengerjakan tugas supaya bisa naik ke level selanjutnya. Tapi, menurut saya yang paling penting itu adalah gimana cara kita mengemas informasi agar menarik dan bisa diketahui banyak orang. Namanya dakwah kan seperti itu ya? Jangan kalah sama orang yang menyebarkan informasi sesat dan menyesatkan! Harus lawan dengan tulisan yang baik dan membaikkan.. Bismillah!

Materinya itu seimbang dari yang keislaman, fiqh, muslimah, keluarga, dan macam-macam deh. Pokoknya dikemas dengan bagus banget. Alurnya runtut, mulai dari yang mudah sampai ke level yang sulit. Maksudnya, materinya makin meningkat gitu, jadi banyak informasi dan ilmu yang bermanfaat banget. Kalau yang jombs kayak saya bisa belajar tentang keluarga itu bagaimana, trik intrik, dan macam-macam. Apalagi kalau pas tanya jawab, kadang ibu-ibu nyambi curhat tuh, nah disitu kita bisa belajar banyak tentang kehidupan rumah tangga yang sebenarnya. Jangan malu untuk bertanya pas lagi kuliah, saat itulah kita harus mendulang ilmu sebanyak mungkin dari para guru! Mau curhat ya gak papa, mau nanya yang aneh-aneh asal masih berkaitan dengan materi boleh-boleh aja!

Gak kerasa akhirnya saya selesai juga di level 1, dan gak perlu ba-bi-bu lagi, saya langsung ambil level 2. Di level 2 ini kemandirian lebih ditekankan, materi pun semakin menantang dan menarik. Termasuk tugas untuk membuat tulisan-tulisan dan blog! Ya, blog ini udah lama banget, hampir 10 tahun bersama. Ulu uluuu... Udah berapa kali niat untuk pindah rumah, tapi akhirnya balik lagi. Katanya Ibu Nunung, sayang kalau dihapus karena udah lama dan banyak yang baca. Huhuhu... Siapa sih yang baca blog ini? Udah banyak sarang laba-labanya. Dulu doang rame pas rajin nulis. Begitu PKM, organisasi dan Skripsi menyerang, blog terabaikan. Sedih banget.

Saya kembali! Saya kembali dan akan terus menulis!

Meskipun akhirnya harus memulai semuanya dari awal lagi! Meskipun sekarang lanjut kuliah lagi! Hehe, doain semoga istiqomah untuk terus menulis ya. Bukan cuman disini, tapi juga di banyak tempat. Saya juga berniat untuk menulis buku tentang keilmuan saya. Soalnya, apalah arti ilmu jika tidak dinikmati oleh masyarakat? Kenapa ilmu hanya berhenti di jurnal ilmiah yang harus membuat kita membayar jika ingin membacanya? Yang tidak bisa dipahami dan diaplikasikan oleh masyarakat? Ye kan ye kaaann?

Sekian!

Oh ya, jadi itu tadi review saya tentang Bengkel Diri. Kalau mau tau tugas-tugas saya bisa kunjungi di Instagram saya. Pokoknya kalau ada #BengkelDiri, itu artinya tugas... Ah sukak banget pokoknya di Bengkel Diri. Alhamdulillah, banyak belajar. Ikut di kelas ini, kalian akan belajar gimana caranya menjadi diri baru yang lebih baik tanpa meninggalkan siapapun di belakang atau menjatuhkan orang lain.

Coming together is a beginning
Keeping together is progress
Working together is success

Komentar

  1. Seruuuu... semangat ngeblog dan menebar kebaikan dengan menulis mba😘😘.
    Salam kenal...🤗🤗

    BalasHapus
  2. Ayooo.. Semangat menulis.di blog...

    BalasHapus

Posting Komentar