Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS : Al-Qasas : 77).
Tanggal 22 Desember kemarin diperingati sebagai
hari ibu nasional. Kenapa diperingati? Saya juga tidak begitu paham, tapi
menurut yang logika saya peringatan hari ibu nasional ini adalah bentuk
apresiasi kepada seluruh ibu yang ada di Indonesia. Mungkin juga se-dunia, tapi
saya tidak tahu, kapan hari ibu Internasional itu. Hehe.
Saya bukan orang yang merayakan hari ibu setiap
desember, karena bagi saya setiap hari adalah hari ibu. Terlebih lagi pada
hari-hari tertentu ketika mereka menjadi ibu. Kapan? Ketika perempuan berjuang
untuk melahirkan anaknya. Saat itulah mereka menjadi ibu. Ehm, saya menjadi
terharu.
Peringatan hari ibu adalah bentuk apresiasi
yang seling terlewatkan oleh kita. Karena kita jarang mengapresiasi ibu,
makanya dibuatlah peringatan agar kita mengapresiasinya. Tahukah kamu, bahwa
mengapresiasi seseorang itu mampu membawa energi positif padanya dan orang lain
disekitar? Nah, baru tahu, kan? Karena itu, saya mau membahas mengenai
apresiasi ini.
Apa itu apresiasi? Apresiasi menurut pemahaman
orang awam seperti saya adalah salah satu bentuk penghargaan atau usaha orang
lain. Meskipun hasilnya tidak seperti yang kita inginkan, tapi apresiasi itu
sangat penting. Kenapa penting?
Saya jadi banyak tanya begini, ya? Hehe. Ini
untuk menimbulkan rasa penasaran kalian, para pembaca!
Saya pernah menulis tentang fenomena bunuh diri
yang ada di Jepang. Bunuh diri seolah-olah menjadi budaya di sana, karena angka
statistiknya menunjukkan demikian. Bunuh diri seakan lumrah, jangankan bunuh
diri, kadang-kadang pun mereka ‘terbunuh’ karena kerja lembur atau tekanan
rekan kerja. Sedih banget, kan? Padahal banyak yang bilang kalau Jepang itu
negara yang islami daripada negara islam sekalipun. (Hem, benar gak tuh?) Saya
mengirim tulisan ini ke salah satu koran di Yogyakarta. Tidak tahu apakah
diterbitkan atau tidak.
Lain lagi dengan fenomena depresi di
negara-negara maju lainnya. Depresi biasanya muncul ketika mengalami kebosanan.
Biasanya lagi, yang begini-begini adalah masalah orang kaya. Punya uang,
banyak. Punya rumah, dimana-mana. Fasilitas, terjamin. Jalan-jalan liburan,
gampang. Pokoknya apa sih yang enggak untuk orang kaya? Tapi, ternyata semua
itu tidak membuatnya bahagia. Well, artinya kebahagiaan bukan dari materi, kan?
Salah satu yang membuat permasalahan adalah
kurangnya apresiasi dari orang sekitar. Beberapa dari kita, karena sudah
tersistem oleh kapitalis, berubah menjadi pribadi yang indiviualis. Tidak
perduli dengan orang lain, tidak perduli dengan perasaannya, keberadaannya,
usahanya dan semua yang ada pada dirinya. Karena kita hanya hidup untuk diri
kita sendiri, bukan untuk orang lain. Membunuh harapan orang lain bagi kita
adalah mudah dan lumrah.
Orang-orang yang bekerja dengan keras,
kadang-kadang tidak butuh banyak hal. Ucapan terima kasih kadang-kadang sudah
cukup. Meskipun terima kasih itu tidak mengenyangkan, loh! Tapi mengucapkan
terima kasih itu penting. Banyak sekali orang-orang yang sedih karena usaha
mereka tidak diapresiasi dengan baik. Mereka merasakan bahwa orang-orang tidak
menghargai jerih payah mereka.
Hei, orang-orang seperti ini bukan berarti
mereka tidak tulus, tapi perasaan manusia siapa yang sangka, kan? Keinginan diapresiasi
adalah naluri yang wajar bagi manusia. Bahkan Maslow memasukkan penghargaan
sebagai salah satu kebutuhan manusia. Wah, tidak sadar kan kalau apresiasi itu
penting?
Bahkan, seseorang yang sudah memiliki segalanya
(baginya) membutuhkan apresiasi. Apresiasi termasuk dalam level keempat,
artinya orang-orang yang sudah terpenuhi dari segi fisiologi, cinta, dan rasa
aman, membutuhkan apresiasi. Baginya, ketika ia sudah sampai pada tingkat yang
sedemikian rupa, maka apresiasi atas usaha kerasnya itu penting. Makanya tidak
heran kan, banyak sekali orang-orang yang (kadang) tidak membutuhkan uang
melainkan ucapan terima kasih saja?
Ucapan apresiasi bisa jadi semangat bagi
sebagian orang, atau bisa jadi obat pelipur lara ketika mereka terluka
sendirian. Ibu yang bekerja keras mengurus rumah dan anak, atau ibu dengan
tambahan pekerjaan untuk mencari nafkah, membutuhkan apresiasi. Apresiasi kecil
seperti ucapan terima kasih di penghujung hari, senyuman, pelukan hangat atau
bahkan teh hangat juga pasti menyenangkan.
Ibu, semua perjuanganmu adalah perjuangan yang
insya Allah diberkahi oleh Allah. Pahalamu sepanjang nafas anak-anakmu, dan
anak-anaknya, dan anak-anaknya nanti. Pahalamu tidak berhenti mengalir hingga
akhir dunia ini. Berbuat baiklah hanya karena Allah. Karena hanya Allah yang
bisa membalas semua kebaikkanmu.
Bukan hanya ibu, bagi semua manusia, hal ini
sangat penting. Kepada ayah yang bekerja keras mencari nafkah, kepada anak yang
belajar dengan keras. Kepada semua orang yang mengusahakan yang terbaik untuk
dirinya sendiri. Kepada semua orang yang mengusahakan yang terbaik bagi orang
banyak. Kepada semua orang yang berusaha mencari tapi belum bertemu. Kepada
semua orang yang bertemu tapi salah. Kepada semuanya.
Kepada semuanya, kalian sudah bekerja keras!
Terima kasih atas usaha kalian dalam mewarnai hidup. Carilah cahaya dalam hidup
ini, jangan berhenti berusaha untuk yang terbaik! Dengarkan nasihat dari
orang-orang berilmu. Jangan dengarkan kata-kata pembenci. Semoga Allah
memudahkan dan memberkahi usahamu.
Terutama, kepada kalian umat muslim. Muslim
yang bekerja keras untuk mengembalikan Islam menjadi pemimpin dunia. Muslim
yang bekerja keras untuk meraih ridho Allah. Muslim yang berjuang ketika
ditekan untuk meninggalkan Islam. Muslim yang bersabar ketika disiksa di jalan
Allah. Muslim yang bertaruh semuanya untuk Islam. Kepada semua muslim yang ada
di dunia ini, jazakallah khairan katsir. Sejarah kemenangan islam tertulis oleh
tinta, keringat, air mata, dan darah kalian. Kalian
tidak sendiri, kita selalu bersama, dan Allah selalu bersama kita.
Terima kasih.
Nah, mari kita biasakan mengucapkan terima
kasih kepada orang-orang terdekat. Terutama kepada orang-orang tersayang.
Sekecil apapun usaha mereka kepada kita. Karena kadang-kadang kita tidak tahu
bahwa usaha mereka ternyata berpengaruh besar pada hidup kita. Termasuk kepada
diri kita sendiri.
Jazakallah khairan katsir kepada para pembaca yang bertahan di blog gaje ini ^^
Yogyakarta, 31 Desember 2017
17.40 WIB
Komentar
Posting Komentar