Sudah lama
saya tidak menulis dan sudah lama pula saya menganggurkan banyak buku. Aih,
semua ini begitu sulit. Kebiasaan prokrastinasi saya semakin menjadi-jadi. Saya
sudah paham bahwa saya adalah seorang pemalas, tapi saya tidak menyangka rasa
malas itu semakin bertambah. Mungkin seiring dengan bertambahnya usia?
Semua hal-hal
yang ingin saya tuliskan hilang begitu saja, tepat ketika saya memutuskan untuk
melakukannya nanti saja. mungkin itulah maksud “jangan menunda-nunda apa yang
bisa kau lakukan sekarang.” Menyesal? Sedikit. Saat ini saya merasa menjadi
orang paling bodoh dan penulis paling tidak becus dalam pandangan saya sendiri,
atau mungkin menurut orang lain juga begitu?
Ada begitu
banyak alasan bagi orang malas. Termasuk saya yang berfikir bahwa waktu
berjalan begitu cepat dan saya tidak sempat melakukan banyak hal. Padahal ada
jutaan bahkan milyaran manusia di muka bumi ini yang bisa melakukan banyak hal
produktif dalam waktu 24 jam sehari. Produktif bagi ia sendiri ataupun bagi
orang lain. Setidaknya ia melakukan banyak hal yang kemungkinan tidak akan ia
sesali. Atau mungkin ada yang akan ia sesali?
Penyesalan
itu selalu di akhir, dan selalu akan seperti itu. Penyesalan di awal adalah
sebuah kebohongan, kepura-puraan, sebuah pesimistik diri yang melekat bagi
orang-orang yang pada akhirnya tetap saja menyesal. Tidak ada satupun di dunia
ini yang tidak pernah menyesal, siapapun pasti pernah menyesal. Tapi, karena
penyesalan selalu di akhir, segala sesuatu menjadi sia-sia, bukan?
Karena semua
manusia pasti pernah menyesal, janganlah menjadi orang yang paling sial karena
penyesalan yang begitu besar di dunia ini. You
are not alone. Ada begitu banyak orang di muka bumi ini yang pernah
merasakan menyesal. Dan semua dari mereka berfikir bahwa penyesalan mereka
begitu besar dan tidak ada orang lain yang lebih menyesal selain mereka. Kau
pun sama. Kau, saya, mereka, kita semua. Artinya, bukankah penyesalan itu
adalah suatu hal yang biasa?
Meskipun
demikian, bukan berarti kita membiarkan penyesalan dan pada akhirnya
mengabaikan semua penyesalan itu. Lalu, penyesalan itu berubah menjadi
pengabaian dan pembiaran atas semua masalah kita. Hingga pada akhirnya kita
tidak memperdulikan apapun. Ketahuilah, dari berbagai macam penyesalan, ada
sebuah penyesalan yang harus engkau pahami. Sebuah penyesalan yang tidak boleh
dimiliki oleh manusia. Penyesalan macam apa yang sangat tidak boleh dimiliki
oleh manusia?
Penyesalan
karena mengabaikan ayat-ayat Allah
Penyesalan
karena meremehkan Allah
Semuanya
terangkum
Penyesalan karena
tidak beriman kepada Allah
Penyesalan
seperti ini, sebisa mungkin janganlah hadir dalam diri kita. Jangan sampai kita
menjadi manusia yang menyesal di hari akhir. Untuk hal ini saja, usahakanlah
jangan menunda-nunda pertaubatan. Karena, kita tidak pernah mengetahui sampai
kapankah kita diperbolehkan menikmati dunia. Benarkah kita menikmati dunia,
ataukah kita hanya hidup di dunia seolah-olah menikmati dunia padahal hati ini
terpenjara?
Begitulah
dimulainya tanda penyesalan. Ada suatu hal yang kosong. Padahal rasa-rasanya
hidup sudah begitu indah dengan banyaknya hal-hal yang diinginkan di samping. Tapi,
semuanya sama sekali tidak menyenangkan dan memuaskan. Karena keindahan dunia
selalu membuat haus, persis seperti minum air laut, selalu haus. Kapankah kehidupan
di dunia ini membuat kita terpuaskan?
Tidak pernah.
Berhentilah dari
melakukan hal-hal yang tidak berguna dan mungkin saja akan membuatmu menyesal. Bergeraklah
dan bangkitlah. Bergerak menuju Allah Subhanallahu ta’ala. Sudahkah ada
memulainya?
Yogyakarta, 21
April 2017
18.34
Komentar
Posting Komentar