Tenangno Pikiranmu

Saya tidak pernah menyangka semester ini akan sesibuk ini. Saya pikir, semester dualah yang paling sibuk. Apalagi kalau bukan karena bertemu dengan laporan Biopsikologi yang ngalah-ngalahin dokter spesialis (lebay). Plus sehari 4 mata kuliah dengan total 12 SKS sehari, tanpa istirahat! Tapi, ternyata tidak, sodara-sodara. Saat ini saya (lebih sangat) sibuk dan rasanya (lebih sangat) stress. OMG!
Perubahan kurikulum baru membuat saya dan teman-teman seangkatan menderita sakit kepala jama’ah. Berdasarkan pandangan saya, materi yang ada di kurikulum baru sangat bagus. Bagusnya kebangetan malah. Tapi, untuk korban perpindahan seperti saya dan teman-teman angkatan ini, perubahan kurikulum itu sangat menyiksa, lahir dan batin!
Saya tidak berbohong! Silahkan survey. Insya Allah, 100% mengaku sakit kepala, pening-pening, mual-mual, panas-dingin, makan tak kenyang, tidur tak nyenyak, mandi tak basah. Keadaan yang tidak menentu ini mengancam kelulusan kami. Saya sudah menelpon mama agar tidak usah mengharapkan anaknya lulus cepat. Minimal empat tahun lebih beberapa bulan. Mungkin?
Ini bukan sekali dua kali angkatan saya menghadapi hal-hal semacam ini. Ketika SD, kami harus menghadapi UN yang cukup sulit dan UAS yang dibuat oleh seluruh sekolah di daerah itu. Ketika SMP, UN yang kami hadapi mendapatkan 5 kode dengan soal-soal yang sulit. Ketika SMA, naasnya, UN yang kami hadapi JAUH LEBIH SULIT dengan 20 KODE YANG BERBEDA. Sebenarnya saya sama sekali tidak setuju dengan kode-kode macam ini. Dikira kami ini pecundang dan ini bukti pemerintah tidak mempercayai kami! Iya, tidak? Tidaaaak.
Saya bahkan mempertanyakan apa salah dan dosa angkatan saya sampai harus mengalami hal seperti ini? Jikalau saya mempercayai inkarnasi, saya ingin menanyakan apakah kesalahan yang dilakukan oleh seseorang dari angkatan kami sampai-sampai bisa seperti ini? Apakah pernah mengkhianati negara ketika perang? Atau jikalau saya mempercayai shio, apakah nasib shio 96-97 begitu buruk? Tapi, karena saya mempercayai Allah, saya hanya bisa bilang, “tenangno pikiranmu, ka.”
Lalu, beberapa hal yang menambah kesibukkan saya adalah karena pengumuman yang menunjukkan bahwa proposal PKM Penelitian saya lolos untuk didanai oleh DIKTI. Sesaat setelah mendapat pengumuman itu, kepala saya tiba-tiba puyeng. Seketika saya tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Baru kali ini saya bingung harus bahagia atau sedih ketika usaha berbuah hasil.
Masalahnya, hasilnya sama sekali tidak pernah diharapkan (hahaha, maaf terlalu jujur). Tujuan utama dari dikirimnya proposal itu adalah demi memenuhi tugas Metode Penelitian Kuantitatif. Tak lain dan tak bukan. Tidak ada niat lain yang terselubung. Baik yang tersirat, tersurat atau yang sembunyi di balik batu (dikira udang).
Nyut-nyut
Semester ini, saya menjalani 4 praktikum, bimbingan tahsin, belum lagi dengan halqah dan dakwah, jangan lupa dengan organisasi kampus dan asrama, ditambah lagi dengan kuliah Teknik Penulisan Skripsi yang mengharuskan untuk membuat proposal skripsi. Rasanya pengen menambah 5 hari lagi dalam sehari. Boleh tidak, ya? Kayaknya, bernapas saja tuh susah, ngap-ngapan. Tapi, Alhamdulilah saya masih sehat. Haha.
Pengen rasanya tutup mata tidur, trus bangun-bangun besok udah wisuda. Ya, tapi wisuda tidak seenak yang kita bayangkan, sih. Hanya saja, saya begitu puyeng melihat betapa banyaknya kegiatan saya semester ini. Enam bulan yang singkat namun terasa lama. Saya langsung sibuk buat skedul yang baik dan benar. Semoga bisa tetap pulang pas lebaran!
Karena saya tidak bisa meninggalkan semua kegiatan di atas.
Semua kegiatan itu sama pentingnya dengan melanjutkan penelitian. Meskipun sama-sama gak dapat duit sih, haha. Setidaknya, semua kegiatan ini tentu saja akan bermanfaat di masa depan. Minimal dapat pahala kalau dijalankan dengan sabar dan ikhlas hanya mengharap ridho Allah. Insya Allah.
Sebenarnya saya tidak mau membahas ini, tapi saya membutuhkan do’a-do’a kalian (pembaca) untuk memudahkan saya menghadapi semua ini. Karena do’a orang yang terzalimi itu cepat dikabulkan. Bukankah kita semua ini terzalimi oleh sistem kapitalis yang diterapkan di muka bumi ini? (eaaaa) Selain itu, do’a dari orang banyak insya Allah juga diaminkan oleh malaikat. Aamiin.
Ketika mendapatkan uang talangan dari BIMAWA, tangan saya gemetar megang duit lima juta! Widih. Ngeri rasanya. Ini duit rakyat, amanah besar, pertanggungjawabannya ngeri. Dipikir aja kepala saya sakit. Keringat dingin mengalir dan saya menelan ludah pahit. Gluk. Saya harus bisa menggunakannya dengan sebaik dan sebenar mungkin.
Saya hanya berharap, terutamanya untuk penelitian nanti, semoga berjalan dengan baik dan hasilnya bisa dinikmati oleh orang banyak. Bisa mengubah banyak orang menjadi lebih baik. Memotivasi banyak orang agar bisa berlomba-lomba menuju kebaikan. Itu aja deh, supaya tidak terlalu banyak harapan dari hati ini. Agar tidak kecewa dengan kenyataan. Karena berharap selain kepada Allah itu sangat menyakitkan.
Mohon do’a dan keridhoan teman-teman!
Jadi, dari semua hal di atas, baik yang penting hingga kurang penting, intinya adalah kalimat di atas tadi. Haha. Saya sudah bisa membuat prolog, bukan? Bukaaan.

Nb: “Tenangno Pikiranmu” adalah kata-kata yang dipopulerkan oleh teman saya ketika mengisi KRS yang seketika itu webnya error di tengah malam yang sunyi. Harap maklum.

Yogyakarta, 17 Maret 2019
21.24 WIB



Komentar