Aksi sama dengan Reaksi


Semua orang bertanya, mengapa aksi yang tidak dibayar mampu mengalahkan aksi yang dibayar? Mungkin Anda bisa membaca tulisan saya yang sebelumnya (promosi terselubung). Tapi, bukan hanya itu saja. Seperti judul di atas, aksi sama dengan reaksi. Apa yang kau berikan, itulah yang akan kau dapatkan. Keburukkan sama dengan keburukkan, kebaikkan sama dengan kebaikkan.
Pada hari itu kita melihat banyak hal bahwa teori itu benar.
Kita tidak bisa memaksa orang-orang untuk mengikuti kita hanya dengan tekanan, uang, dan ancaman. Manusia itu bukan robot. Mereka bisa berpikir. Terlebih lagi dengan kondisi dunia yang saat ini sedang krisis, dimana masyarakat mulai bergerak mencari kebenaran, dan bungkam bukan lagi menjadi pilihan. Semua harus bergerak demi kebenaran dan keadilan. Semua ornag ingin berpartisipasi, agar dalam hidupnya ia tidak menyesal.
Keburukkan tidak akan pernah menang. Kezaliman akan kalah pada akhirnya, seperti itulah kita diajarkan melalui kisah-kisah orang terdahulu.
There is always a happy ending. If it’s not happy ending, it’s not the end.
Selalu ada kebahagian, jika bukan bahagia, maka semuanya belum berakhir. Sepertinya saya pernah membahas ini. Semacam deja vu? Sudahlah, abaikan saja. Yang pasti, kebahagiaan itu pasti ada, sesuai dengan perspektif kebenaran dan keadilan.
Seperti kata Kamen Teacher “Kau tidak bisa membuat orang-orang mengikutimu hanya karena uang, tekanan dan kekerasan. Kau bisa menggerakkan orang lebih baik dengan hati.” Kurang lebih begitu. Artinya, semuanya tidak akan berguna jika kau ingin menggerakkan manusia. Manusia adalah manusia bukan robot.
Lagipula, jika ingin menggerakkan manusia, maka kenali, dekati dan pahami, seperti apa kebutuhan mereka dan bagaimana cara mereka mampu berkembang lebih baik dan manusiawi. Mengabaikan dan memanfaatkan mereka hanya akan menjadi bumerang yang mampu membunuhmu suatu saat nanti. Terkecuali mereka telah terbutakan oleh cinta kefanatikkan kepadamu, semacam cinta tanpa syarat. Selamat, kau sudah berhasil membuat seseorang yang mencintaimu sampai mati dengan tanpa mengenal mereka dengan baik.
Miris sekali, miris sekali kehidupan yang seperti itu.
Aksi dan reaksi. Seperti soda yang digoncangkan. Sekuat kita menggoncangnya, sekuat itulah buih yang akan keluar.

Komentar