Salah Menghadapi Masalah


Kita tahu bahwa manusia itu berbeda, kita tidak bisa memaksakan manusia itu sama. Meskipun memiliki pola yang sama, tapi manusia memiliki sifat khas yang berbeda. Karena itu, berbeda pula masalah yang ia hadapi, dan caranya menghadapi masalah.
Masalah adalah sesuatu yang akan selalu mengikuti kita sampai kapanpun. Mulai dari kita lahir sampai kita meninggal. Seorang psikolog dengan aliran psikoanalisis mengatakan bahwa masalah akan selalu mengikuti perkembangan seorang manusia. Ia harus mampu menyelesaikan masalah tersebut. Jika ia gagal atau lari dari permasalahan itu. Maka suatu saat, masalah itu akan datang lagi dengan pola yang sama namun tampak berbeda. Hingga kita mati. Seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah :
Bencana senantiasa menimpa seorang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya, dan hartanya sampai ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya.” (HR. At Tirmidzi, dan beliau berkomentar, “Hasan shahih.” Imam Ahmad, dan lainnya)
Masalah itu seperti bayangan yang selalu mengikuti dan menghantui kita. Ia tidak akan lepas bahkan bisa jadi sebelum lahir hingga kita telah meninggal. Masalah selalu ada. Kita harus menghadapi masalah agar bisa lahir dengan selamat. Ketika bayi harus bisa menangis. Ketika balita harus bisa merangkak. Dan seterusnya.
Seperti bayangan, ia akan semakin besar jika cahaya semakin terang. Begitulah dengan masalah. Ia akan semakin besar jika kita semakin tumbuh menjadi pribadi yang besar. Orang-orang memiliki masalah yang berbeda sesuai dengan kemampuannya mengatasi masalah tersebut. Harusnya itulah yang kita pahami sebelum beranjak ke pembahasan selanjutnya. Karena itu, Allah berfirman :
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” (Terjemahan QS. Al-Baqarah: 286).
Karena setiap orang berbeda, begitu pula dengan masalah dan cara mereka menghadapi masalah. Inilah keadilan dari Allah. Seharusnya kita bersyukur. Orang yang kaya akan merasa membayar uang sekolah tidak akan sulit seperti orang miskin. Orang yang kurus tidak akan merasa perlu untuk diet seperti orang gemuk. Begitu pula sebaliknya.
Salah seorang tokoh fiktif dari film Pirates of the Carribean, Jack Sparrow, mengatakan :
Problem is not a problem, a problem is your attitude.
Masalah bukanlah masalah, masalah adalah sikapmu menghadapi masalah. Bisa jadi suatu hal itu bukanlah masalah, hanya kita yang mengatakan bahwa itu masalah. Maka muncullah masalah yang sebenarnya. Padahal, masalah bukan untuk menghancurkan kita, tapi untuk menguji kita agar menjadi lebih baik. Tidak ada yang bisa mengubah diri kita kecuali diri kita sendiri. Dan masalah adalah semacam moderator untuk itu.
Siswa SD akan memiliki ujian yang lebih mudah dari siswa SMP. Mahasiswa akan memiliki ujian yang lebih sulit dan siswa. Begitulah. Masalah itu seperti ujian. Jika kita lulus dari ujian, kita akan naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” ( Terjemahan QS. Ar-Ra’d:11).
Bahkan para ulama terdahulu mengharapkan musibah yang besar, karena yakin bahwa kesulitan akan bersama dengan kemudahan. Semakin besar kesulitan itu, semakin besar kemudahan itu datang. Seperti hujan yang selalu membawa pelangi. No rain, no rainbow.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,” (QS. Al-Insyirah: 5-6)
Rasulullah pernah bersabda, “…dan sesungguhnya salah seorang mereka benar-benar merasa gembira karena mendapat cobaan, sebagaimana salah seorang mereka merasa senang karena memperoleh kelapangan.” (HR Ibnu Majah dan Al Hakim, beliau berkata, “Shahih menurut syarat Muslim.” Disepakati oleh Adz Dzahabi)
Keyakinan seperti inilah yang harusnya mampu menjadi hal yang memotivasi kita agar terus berjalan meskipun bahaya singgah menghampiri kita. Seperti tiap penyakit pasti ada obatnya, tiap masalah pasti ada solusinya. Rasulullah bersabda :

Tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan dedaunannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Komentar