Mengakui Kesalahan Bukanlah Kesalahan


Kita mengetahui bahwa tidak ada satupun manusia yang sempurna, tapi seringkali kita menolak menjadi manusia. Menolak menjadi manusia? Ya, kita menolak bahwa kita tidak sempurna. Kita mencari kesempurnaan yang sesungguhnya tidak pernah ada pada diri manusia. Kita berusaha kuat, teguh dan tidak pernah salah. Padahal, inilah kesalahan manusia.

Setiap manusia pasti memiliki kesalahan yang kecil ataupun besar. Sepele atau fatal. Kecil atau banyak. Jarang atau sering. Karena pasti memiliki kesalahan, kita juga memiliki kebenaran. Jadi, tidak perlu minder untuk mengakui kesalahan, karena itulah kebenaran. Dengan mengakui kesalahan, kita bisa menjadi manusia seutuhnya. Mengakui kesalahan, meminta maaf, memperbaikinya, dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Mengakui kesalahan bukanlah kesalahan. Hal ini bukanlah hal yang memalukan. Jika kita masih belum mau untuk mengakui kesalahan karena takut dengan pandangan orang-orang, artinya kita masih terpenjara oleh pikiran dan pandangan orang lain. Padahal apalah hidup kita dan orang lain, bukankah mereka juga pernah melakukan kesalahan. Meskipun, mungkin saja berbeda dengan kita.

Malu dengan kesalahan itu boleh, tapi bukan berarti kita tidak mau mengakuinya. Dengan mengakui kesalahan, pada saat itulah kita menunjukkan rasa malu telah melakukan kesalahan. Akui kesalahan dan menangislah karena kesalahan itu. Menyembunyikan kesalahan sama sekali tidak baik dan tidak sehat.

Bukankah banyak di dunia ini orang-orang yang malu mengakui kesalahan? Hal ini sangat fatal sekali. Terlebih lagi bila ia adalah public figur ataupun seorang pemimpin. Jika ia saja menutupi kesalahannya dan tidak mau mengakuinya, maka kesalahan dan kebohongan lainnya akan terus mengikuti sampai mati. Mengerikan sekali, bukan?

Minimal, akuilah kesalahan kepada Allah ta’ala. Bahkan ini adalah hal yang perlu dilakukan oleh umat islam, loh! Jadilah lemah dihadapanNya, tidak perlu sok kuat. Terbukalah kepada Allah. Menangislah. Dengan begitu, semoga dilapangkan hatinya dan diberi petunjuk agar tidak menempuh kesalahan yang sama.


Yogyakarta, 14 November 2016

Komentar