Think Less, Do More



Ada pepatah yang mengatakan “berfikir dulu baru bertindak”, tujuannya untuk mengingatkan kita semua agar selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Jangan gegabah. Dipikirkan baik-baik dulu. Ditimbang-timbang benar salahnya.
Meski demikian, pepatah ini malah berbalik pada diri kita sendiri. Sebagai manusia, seringkali kita terlalu banyak berfikir untuk melakukan kebaikan dan tidak mau berfikir untuk melakukan kejahatan. Baiklah, untuk lebih mempersingkat pembahasan. Mungkin saat ini saya ingin membahas betapa seringnya kita menunda kebaikan.
Manusia boleh bangga jika ia memiliki akal. Karena semua makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah ta’ala telah memiliki otak, baik manusia maupun hewan. Otak tersebut berfungsi sebagai komandan tertinggi dalam tubuh. Otak tidak akan beristirahat meskipun kita tidur, meskipun tubuh istirahat. Otak bekerja dengan keras. Sudahkah Anda mengucapkan terima kasih pada otak Anda? Hehe.
Otak, selain mengurusi tubuh secara fisik, juga mengurusi tubuh secara psikis. Ia yang mengatur berbagai ekspresi dan emosi kita. Ia pula yang mengatur naluri dan kebutuhan yang terbesit dari diri kita sendiri. Manusia dan hewan sama-sama punya itu. Hanya saja, terkecuali untuk manusia, ia punya lebih dari itu.
Hewan hanya menggunakan fungsi “otak purba”. Fungsi otak yang tidak begitu cerdas, sehingga hanya mengurusi kebutuhan sehari-hari tanpa memikirkan hal lain. Inilah yang disebut dengan perbedaan manusia dan hewan. Fungsi otaknya berbeda. Tidak punya akal, istilahnya begitu.
Karena tidak punya akal itulah hewan jarang sekali mengalami stress. Mengapa? Karena, meskipun manusia (seharusnya) lebih cerdas, tapi seringkali hewanlah yang lebih cerdas dalam penggunaan otaknya. Manusia, hanya menggunakan selebih-lebihnya 5% dari jatah otaknya, semnetara 95% lainnya tidak dioptimalkan dan dialihkan untuk memikirkan hal yang tidak penting.
Hewan tidak akan memikirkan akan memakai baju apa hari ini, makan apa hari ini, apakah ia menyukaiku, apakah ia akan menerimaku, mau kemana hari ini, dan sebagainya. Prinsip hewan adalah jika tubuh membutuhkan, maka harus dilakukan. Mereka tidak perduli bagaimana caranya, yang penting pemenuhan kebutuhan akan tercapai. Karena bagaimana pun juga, tubuh dan alam, secara ajaib akan berjalan dengan lancarnya dalam pemenuhan kebutuhannya. Secara naluriah, semua akan berjalan secara alami tanpa hambatan yang begitu berarti.
Mereka tidak stress dengan menghabiskan waktu memikirkan hal yang tidak penting. Stress hanya datang ketika naluri yang alamiah dan alam yang naluriah itu dirusak oleh manusia. Begitulah manusia, hanya sebagai perusak. Jangan tersinggung jika malaikat pun bertanya mengapa Allah menciptakan manusia yang hanya bisa merusak dan menumpahkan darah.
Sadar, maupun tidak, begitulah kita. Berfikir sebelum bertindak, akhirnya kita terlalu lama berfikir. Malahan memikirkan hal yang tidak penting. Memikirkan hal yang tidak penting, akhirnya memunculkan kecemasan. Padahal belum tentu yang kita pikirkan akan terjadi. Memikirkan sesuatu terlalu lama akan membuat kita lelah dan pada akhirnya menunda semua yang ingin kita lakukan. Memikirkan sesuatu yang tidak harusnya dipikirkan, membuat kita menjadi salah mengambil keputusan.
Seperti, apakah aku harus menutup aurat? Ya, jika seandainya memang itulah yang disampaikan oleh Allah, ya lakukan. Gak usah dipikir-pikir terlalu lama. Dilakukan saja apa susahnya? Tidak akan membuat kita mati, kan?
Berdakwah gak ya? Tapi nanti gak diterima. Takut dibenci. Hal-hal kayak gini juga gak usah dipikirkan. Tidak ada gunanya. Lakukan saja. Jangan dipikir-pikir.
Serta berbagai kebaikan lainnya. Jangan berfikir apakah akan lakukan atau tidak. Kalian hanya diperbolehkan untuk memikirkan bagaimana caranya dan menyukseskan kegiatan kalian. Karena memang seperti itulah yang dilakukan seharusnya. Jangan terlalu banyak memikirkan hal yang tidak penting, atau kalian menghabiskan waktu dan tenaga untuk hal yang sia-sia.
Kucing, ketika ingin makan, langsung pergi ke dapur, menunggu makanan datang, lalu makan. Ia hanya berpikir, aku lapar, aku harus makan. Aku harus pergi ke dapur, menunggu makanan datang. Jika makanan tidak datang, aku harus mengeong-ngeong ke pemilikku. Kalau tidak mempan, aku harus mencakar-cakar meja, atau mengambil sendiri di atas meja.
Setelah itu, ia tidak akan lagi memikirkan hal lain. No cemas, no stress. Hidup enak ala kucing.
Jangan membanggakan diri sebagai manusia yang punya akal tapi tidak digunakan secara maksimal. Malu dong sama kucing.
Jangan banyak berfikir, lakukan saja!
Jadi, muslim itu mudah kok, jika Allah katakan begini, ya lakukan. Jika tidak boleh begitu, ya tinggalkan. Secara alamiah dan naluriah, jika kita tidak menyimpang dari ilmu alam, semua akan berjalan dengan baik tanpa siapapun terluka. Orang lain atau diri kita sendiri.
Jadi, manusia itu begitu mudah. Jangan sok-sok memikirkan banyak hal. Jika ada masalah, selesaikan. Jika ingin sesuatu, dapatkan. Jika ingin melakukan sesuatu, lakukan. Menambah banyak pertimbangan dalam berpikir, sama sekali menyusahkan. Karena kita muslim, jadikanlah Allah dan RasulNya sebagai pertimbangan dalam setiap perilaku. Memikirkan kata-kata orang dan hal-hal ghaib yang belum terjadi sama sekali tidak penting.
Yogyakarta, 30 Oktober 2016

Komentar