Sholat Bukan Karena Manfaat


Baru saja saya kuliah Psikologi Faal yang membahas mengenai psikologi sholat. Wow, sesuatu yang sangat keren, bukan? Karena kekerenan itulah saya rela menerobos hujan “demi” hadir ke perkuliahan tersebut. Saya sangat menyukai mata kuliah Psikologi Faal meskipun nilai saya tidak menunjukkannya. Hehe...
Suasana diskusi sangat menyenangkan, membuat siapapun ingin terus berlarut dalam suasana itu, kecuali untuk sebagian orang yang memang tidak suka untuk diskusi. Saya datang terlambat pada perkuliahan sore itu dan baru bergabung ketika kelompok kedua sudah mempresentasikan materi psikologi sholat. Gila, saya udah telat berapa menit? Oh, no! #abaikan
Apakah Anda berfikir bahwa saya akan menjelaskan mengenai psikologi sholat? Tidak, Anda salah. Meskipun sedikit benar. Saya tidak akan menjelaskan mengenai hal tersebut yang insya Allah dapat Anda temukan sendiri dari berbagai sumber. Lagipula, kelompok kedua ini hanya memaparkan manfaat sholat dari segi kesehatan fisik, sedikit sekali menyinggung mengenai psikologi sholat. Jadi, saya anggap Anda bisa mencarinya sendiri, karena saya sendiri hanya mendapatkan informasi yang sedikit sekali mengenai hal tersebut.
Beberapa pertanyaan yang diajukan ketika diskusi tersebut adalah apa manfaat dari sholat? Apakah ada gerakan sholat yang membuat kita tenang? Bagaimana seandainya jika orang non islam ikut sholat hanya karena untuk tenang? Mengapa kita bisa mengingat sesuatu ketika sholat? Bagaimana agar kita bisa khusyuk ketika sholat? Mengapa kita selalu diingatkan untuk memperbaiki niat daripada berusaha untuk fokus ketika sholat?
Wah, banyak sekali, bukan? Kira-kira, apakah pertanyaan tersebut sudah mewakili rasa penasaran Anda? Jika belum, mohon maaf. Jika sudah, mari kita diskusikan.
Sholat adalah salah satu bentuk dari persembahyangan umat islam kepada Allah ta’ala. Menurut wikipedia.com (karena saya agak malas mencari di buku, maafkeun >.<) Sholat merujuk kepada ritual ibadah pemeluk agama Islam. Menurut syariat Islam, praktik sholat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad. Dalil mengenai sholat sendiri sudah banyak. Beberapa di antaranya adalah :
“Dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain).” (TQS. Al Ankabut : 45)

“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (TQS. Al Baqarah : 43)

“Dan dirikanlah shilat dan tunaikanlah zakat dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah, sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (TQS. Al Baqarah : 110)

“Dan kerjakanlah sholat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar kalian semua diberi rahmat.” (TQS. An Nur : 56)
Dan masih banyak lagi. Saking banyaknya saya sampai bingung mau pilih yang mana. Yang pasti, sholat itu hukumnya wajib!
Apa saja manfaat dari sholat? Banyak sekali, mulai dari mencegah osteoporosis, melancarkan peredaran darah, pencernaan dan pernapasan, menenangkan hati, meningkatkan daya konsentrasi, dan lain-lain. Silahkan dicari diberbagai sumber terpercaya. Insya Allah tersedia. Lalu, apakah kita sholat hanya karena manfaatnya? Nanti akan dibahas di akhir.
Nah, ada penelitian yang memaparkan bahwa dengan sholat maka hati kita akan tenang. Lalu apakah ada gerakan sholat yang membuat kita tenang? Ataukah keseluruhan gerakkan sholat itu yang membuat kita tenang? Tidak juga. Karena sebenarnya bukan sholat yang membuat kita tenang, tapi mengingat Allah-lah yang membuat kita tenang. Seperti yang terdapat dalam ayat di Al Qur’an sebagai berikut :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (TQS. Ar Raad : 28)
Jadi, bukan sholatnya yang membuat kita tenang. Lihatlah, betapa banyak orang yang sholat tapi tidak tenang, tapi banyak orang yang tidak sholat, tapi mengingat Allah saja mereka tenang. Lantas, apakah kita tinggalkan saja sholat, dan mengingat Allah saja? Nanti akan dibahas di akhir pula. Stay tune.
Selanjutnya, bagaimana seandainya jika orang non Islam ikut sholat hanya karena untuk tenang? Tentu saja tidak boleh. Tidak boleh sholat jika ia non muslim, ia harus beraqidah Islam dulu, jika tidak, maka sholat akan berakhir seperti yoga. Apa itu yoga? Yoga itu tempat yang sekarang saya diami, eh itu Yogya, yah? Hehe #mulaingawur. Menurut wikipedia.com, yoga merupakan salah satu dari enam ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau tapa dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan.
Lalu, mengapa yoga menjadi olahraga yang terkenal pada masa kini? Karena siapapun bisa melakukannya, tidak mesti orang Hindu. Pada akhirnya, yoga tidak lagi memiliki esensi kesakralannya. Lantas, maukah kita jika ibadah sholat, sebagai ibadah tertinggi umat Islam, menjadi tidak suci lagi? Diambil hanya karena manfaatnya saja? Sama seperti masjid yang megah, didatangi oleh orang-orang hanya sebagai museum dan tempat wisata. Hilanglah arti dari sebuah masjid tersebut. Sama seperti sholat. Sepertinya beberapa pertanyaan di atas mulai terlihat benang merahnya, ya?

Mengapa kita bisa mengingat sesuatu ketika sholat? Bagaimana agar kita bisa khusyuk ketika sholat? Mengapa kita selalu diingatkan untuk memperbaiki niat daripada berusaha untuk fokus ketika sholat? Stay tu~~~~~~ne!
To be continue...

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. wahhh pembahasan yang menarik, jadi tertarik bisa baca tulisan oka hehe... lanjutkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukron.. :-)
      Silahkan kalau mau baca yg lain, sklian kasih masukkan krtik dan saran apa gtu yes.

      Hapus

Posting Komentar