Heal the world make it a better place for you and for me and the entire human race. There are people dying if you care enough for the living make a better place for you and for me.
Itu
adalah sebagian bait dari lirik lagu Heal the World milik MJ. Sampai sekarang
saya masih suka banget sama lagunya. Setiap kali mendengar lagunya, membuat
hati ini semakin miris dengan keadaan sekarang. Dunia tidak lagi aman bagi
anak-anak.
Baik,
mari kita mulai pembahasan malam ini tentang “Dunia yang tidak lagi aman bagi
anak-anak.” Agak panjang memang, berhubung saya baru sadar kalau malam ini
adalah malam minggu. Tidak ada hubungannya, ya? Ah, sudahlah. Abaikan saja.
Ini
semua bermula ketika kakak sepupu saya yang sangat panic melihat anak pertamanya
yang masih berumur satu tahun mulai menginjakkan kaki di tanah. Rasa horror itu
seketika muncul di benaknya, terlebih akhir-akhir ini ia sering mendengar kisah
menakutkan yang dialami oleh anak-anak. Ya disiksa, ya diculik, ya dilecehkan,
ya dijual, ya dieksploitasi, ya dibunuh, ya ampun! Pokoknya apa yang dialami
oleh anak kecil sama sekali tidak bisa masuk ke akal siapapun yang waras.
Saat
ini, anak-anak tidak mempunyai tempat yang aman, bahkan untuk bermain. Mereka tidak
mempunyai lahan yang cukup untuk bermain dan bereksplorasi. Akhirnya mereka
terpaku dengan gadget. Mulai kecanduan dan hilanglah rasa sosial yang
seharusnya mereka pelajari sejak dini. Seketika itu, semua anak menjadi asyik
dengan kehidupannya sendiri. Tidak perduli dengan keadaan sekitar dan tanpa
sadar mereka mulai dipengaruhi oleh kaum liberalis yang penuh kepentingan.
Kalau
pun ada lahan yang luas bagi mereka, lebih seringnya tidak aman. Kita akan menjadi
khawatir, bilamana ia jatuh, atau ditabrak kendaraan, atau malah diculik? Mengerikan
sekali, bukan? Masih mending kalau penculiknya bakal kembalikan anak kita,
meskipun dengan tebusan uang yang sangat besar (sebesar yang dicuri para
koruptor). Bagaimana misalnya anak yang diculik tadi mengalami penganiayaan,
dilecehkan lalu dijual? Alamak, mereka bukan hewan ternak!
Naudzubillah,
entah bumi belahan mana yang menjadi tempat aman bagi anak?
Baik
secara langsung maupun tidak. Anak-anak akan dihancurkan, kalau pun tidak
dihancurkan, mereka dididik untuk menghancurkan dunia. Media yang begitu
sekuler telah mendidik anak-anak menjadi pribadi yang rusak dan jauh dari
agama. Hilangnya control dari orangtua, masyarakat bahkan negara turut andil
dalam hal ini.
Orangtua
sibuk mencari materi, mereka pikir masa lalu dan masa depan anak akan gemilang
bila mereka terus memberikan materi. Orangtua kasihan, orangtua yang malang. Hidup
ini memang berat, Yah, Bu. Tapi, anakmu akan mengalami masa depan yang berat
jika masa lalunya saja hidup tanpa bimbinganmu. Dunia ini memang kejam, jangan
menambah kekejaman itu dengan membiarkan anakmu merasakan kelamnya hidup
tanpamu.
Masyarakat
mengurusi keluarga mereka sendiri, yang entahlah apakah mereka benar-benar
mengurus keluarga mereka. Jika mereka perduli dengan keluarga mereka, harusnya
mereka mau untuk perduli juga dengan sekitar. Karena jika sekitar mengalami
penyakit, keluarga mereka juga akan terjangkit. Karena penyakit masyarakat
cepat menyebar tanpa sadar, makanya jangan heran jika begitu banyak sampah masyarakat.
Negara
sibuk mengurusi hal yang bahkan tidak dipahami oleh orang-orang yang waras. Entah
apa yang diurus. Yang pasti, mereka sama sekali tidak mengurus terbengkalainya
rakyat karena Negara mengabaikan hukum Allah.
Disisi
lain, ada saja pihak-pihak yang mengorbankan anak-anak dengan atas nama
kebenaran. Kebenaran macam apa yang mereka inginkan dengan cara membunuh dan
menyiksa anak-anak? Apa mereka sejenis Madarra dari dunia Naruto yang hidup
kembali? Apakah benar kebenaran yang mereka inginkan?
Jika
pada satu sisi, anak-anak dibunuh secara perlahan, ada juga anak-anak yang
dibunuh dengan cepat. Secepat mengedipkan mata. Apa mereka tidak pernah punya
anak? Atau mereka bukan manusia? Bisa-bisanya mereka membunuh anak-anak yang
tidak berdosa? Apa hanya karena mereka… anak-anak?
Dunia
sama sekali tidak pernah aman bagi anak.
Tidak
pernah aman sejak negara kafir menyerang. Merusak Negara Islam yang menjadi
tameng umat ini, tameng para anak, baik muslim maupun non-muslim, dari berbagai
negeri, ras, suku, dan bangsa. Semua terlindungi, jika mereka mau ikut
melindungi diri dalam naungan Daulah. Tapi, sungguh, sejak Daulah
diporak-porandakan, akidahnya dipermainkan, negara dihilangkan, maka hilanglah
pelindung umat ini, dimulailah mimpi buruk itu.
Tidak
pernah akan aman.
Pembunuhan
dengan berbagai cara kepada anak-anak adalah sikap yang tidak beradab dan tidak
manusiawi. Terkecuali jika mereka mengakui tidak memiliki adab dan bukan
manusia, mungkin saya maklum. Tapi mereka selalu menggaungkan nilai adab dan
hak asasi manusia. Sebenarnya mereka itu manusia dari jenis apa?
Peperangan
tidak akan menghasilkan kebaikkan jika mengorbankan kaum yang tidak seharusnya
dikorbankan. Kaum lemah, termasuk anak-anak, memiliki hak untuk dilindungi. Bahkan
Islam melarang untuk membunuh orang-orang yang bukan prajurit dalam perang,
dilarang merusak rumah ibadah, dilarang merusak fasilitas umum, dilarang
merusak tumbuhan, dilarang membunuh hewan kecuali untuk makanan, dan banyak
lagi. Semua etika perang ini telah diajarkan dalam Islam, lalu mengapa Muslim
selalu menjadi kaum yang dibuat seolah-olah selalu melanggar etika?
Perang
tidak mempunyai hukum. Itu selalu yang digaungkan oleh orang-orang tanpa etika.
Jika perang tidak mempunyai hukum, maka mereka sesungguhnya menggunakan hukum
rimba, siapa yang kuat, dia yang menang. Entah dengan cara apapun. Tidak ada
hukum, tidak ada etika, tidak ada rasa kemanusiaan, tidak ada kebenaran. Akhirnya
mereka terlupa dengan yang namanya kebenaran yang mereka agung-agungkan.
Tidak
pernah ada tempat aman.
Cobalah
melihat senyuman anak-anak, begitu indah dan cemerlang. Anak-anak selalu
memiliki senyuman polos yang indah dan menawan, tapi sayangnya saat ini senyum
mereka tidak indah lagi. Di wajah mereka terhias masa lalu yang kelam dan masa
depan yang entah akan seperti apa. Masa lalu anak-anak yang hidup sejak
keruntuhan Daulah sudah sangat kelam. Haruskah kita menambah kelam masa depan
mereka tanpa Daulah?
Heal the world we live in, safe it for our children.
Komentar
Posting Komentar