Gagal Move On



            Wiih... judulnya keren abis kan? Iya, kerennya udah abis #abaikan. Nah, menurut sahabat, apa sih yang dimaksud dengan ‘Gagal Move On’ disini?
            Seperti yang kita ketahui bersama, gagal move on sering dikatakan oleh para pemuda (alay) yang mendeskripsikan seseorang yang belum mampu untuk bergerak atau berpaling dari masa lalu. Kata lainnya adalah masih terjebak di masa lalu. Baik itu masa lalu yang menyenangkan atau pun tidak. Nah, biasanya juga gagal move on ini berkaitan tentang cinta. Hem, pembahasan yang sangat disukai para pemuda entah mengapa.
            Cinta memang sesuatu hal yang menarik. Tidak pernah ada habisnya. Suatu perasaan yang dianugrahkan Allah kepada setiap makhluk ciptaan-Nya. Namun, mari kita memperkecil pembahasan tentang rasa cinta ini akan rasa cinta kepada Allah. Kali ini, kita akan membahas gagal move on versi yang sedikit berbeda dari kebanyakan orang. Karena gagal move on dari cinta ke mantan pacar adalah hal yang mainstream (*penulis anti mainstream).
            Ketika seseorang yang dulunya ahli maksiat dan akhirnya bertobat, terkadang ia masih mengingat saat-saat dulu masih bermaksiat. Akhirnya kenangan itu pun muncul. Kenangan ketika seneng-senengnya gak nutup aurat, atau seneng-senengnya godain cewek. Hal-hal kayak gitu kadang dirindukan oleh orang-orang yang sudah berkomitmen untuk berubah. Sayangnya kerinduan itu malah menjadi hal yang tidak boleh dimiliki oleh mereka. Karena itu sama saja dengan yang namanya gagal move on. Cieee.... #huss
            Gagal move on dalam hal ini sangat berbahaya. Bisa jadi malah kembali seperti yang dulu. Padahal ketika berubah, ia bernyanyi “aku yang dulu bukanlah yang sekarang, uyehh...”, namun ketika terkena sindom gagal move on tadi, malah bernyanyi “I’ll be backk...” dari 2PM sambil joget-joget. Waduh. Gawat banget, kan? Sama saja seperti menulan ludah sendiri. Pada akhirnya segala hal yang dilakukan itu sia-sia dan tak berguna. Benar-benar sangat disayangkan sekali. Menyerah ditengah perjalanan menuju perubahan padahal garis finish sudah ada didepan! Yak, sayang sekali, bung!
            Terus gimana dong supaya kita gak jadi gagal move on?
            Ketika kita berubah memenuhi syariat Allah, maka hanya ada 2 solusi yang dipaparkan penulis, yaitu : berkumpul dengan orang-orang yang mencintai Allah dan rasul-Nya, dan melepaskan diri dari hal yang tidak berguna. Yang dimaksud dengan berkumpul dengan orang-orang yang mencintai Allah dan rasul-Nya adalah berteman dengan orang-orang saleh/ah. Karena ketika kita bersama dengan mereka, berdiskusi dan saling berbagi, maka harapannya kita bisa ketularan untuk tambah cinta kepada Allah. Seperti kisah tukang besi dan penjual parfum. Lagipula berjalan di jalan yang sesuai dengan syariat Allah itu sulit, apalagi ketika berjalan sendiri. Kita sangat membutuhkan orang-orang yang selalu mengingatkan dan mengoreksi perbuatan kita. Mereka akan selalu mendorong kita untuk melakukan hal  yang penuh berkah, menjaga kita ketika hampir menyerah dan menarik tangan kita ketika hati mulai lengah. Dan seperti itulah fungsi orang-orang saleh/ah tadi. Karena kewajiban kita semua pun sama. Saling mengingatkan! Amar makruf nahi munkar.
            Yang kedua, yaitu melepaskan diri dari hal yang tidak berguna, maksudnya adalah dengan tidak melakukan hal yang tidak berguna dan menyibukkan diri dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat dan berguna bagi sesiapapun. Kurangi jam tidur yang berlebihan, kurangi menonton sinetron. Kalau perlu, tinggalkan! Hal-hal itu sama sekali gak ada faedahnya. Udah gak dapat pahala, gak dapat manfaat pula! Sibukkanlah diri ini dengan segala hal yang bermanfaat, seperti mengaji ilmu Islam, berdakwah, mengabdi pada masyarakat, dan lain-lain. Kita ini mahasiswa, mameen! Jangan sampai gak punya visi dan misi hidup gitu.
            Oh ya, saya melupakan hal yang paling penting dari yang terpenting, yaitu jangan pernah mengenang masa lalu! Apalagi hanya mengenang tanpa mengintropeksi diri untuk menjadi lebih baik. Masa lalu biarlah berlalu, tidak perlu diungkit-ungkit lagi karena sudah menjadi debu. Masukkan ia ke dalam peti dan kunci dengan rapat. Buang kuncinya ke dasar laut yang paling dalam! Jangan pernah berfikir untuk membukanya kembali (nyontek dari buku La Tahzan yang popular itu loh!).
            Jadi, sudah siapkah sahabat untuk move on dari kemaksiatan? #YukNgaji
            Wallahu a’lam bi ash shawab

Komentar