Serpih-serpih Malam

Kebohongan adalah kejujuran yang tertunda. Siapa bilang? Kebohongan hanyalah sifat kepengecutan ketika kejujuran mendatangkan ketakutan bagi pelakunya. Berbohong untuk membela diri. Mungkin juga karena kejujuran itu menyakitkan. Tapi tahukah engkau, kebohongan itu jauh lebih menyakitkan. Ianya beracun, persis seperti fitnah yang bergulung-gulung kegelapan, seperti serpih-serpih kelamnya malam. Membuat kebenaran menjadi kesalahan, dan kesalahan menjadi kebenaran. Pada akhirnya semua menjadi salah. Tanpa nilai dan arti.

Kebohongan selalu menjadi senjata ampuh untuk menenangkan diri, membenarkan diri. Namun, karena kebohongan hasil dari kepengecutan, maka si pelaku tidak akan pernah tenang selamanya. Kejujuran selalu menjadi barang yang langka, apalagi di dunia saat ini.

Saya sendiri sudah muak dengan kebohongan. Kebohongan dan fitnah adalah si kembar yang kompak. Terlebih lagi ketika mereka menggerogoti Islam. Mereka mampu merenggut pondasi Islam, kepemerintahan. Bagai bayi tanpa penjaga, Islam tak terjaga. Dipermainkan, dijadikan bahan olok-olokkan. Kejayaannya hanya dijadikan sebagai kenangan. Utang budi yang diberikan Islam pun dilupakan. Masjid sudah menjadi museum, hijab hanya sekedar fashion, jihad kata terlarang, semuanya berubah nilai.

Saya sudah terlalu muak dengan kebohongan. Dimana-mana semua orang melupakan perjuangan Rasulullah dan para Sahabat. Bagi mereka, pejuang nasionalis, modern, demokrasi dan sekuler adalah pahlawan sepanjang masa. Mereka sudah lupa karena kebohongan sudah merajalela. Kebohongan yang sangat apik. Sampai-sampai cahaya islam yang indah tak pernah terasa, dan racun liberalis-kapital tak disadari. Mati rasa. Semua manusia menjadi mati rasa.

Dimana-mana semua adalah sandiwara, dengan naskah yang terlalu licik.

Komentar