Rindu

Rindu
Adalah sekelumit rasa yang rumit
Agak sakit, namun menyenangkan sedikit
Itulah rindu, bagiku
Rindu
Entah rindu karena apa
Karena rindu
Hanya rindu, bukan karena apa-apa
Benar rindu
Meskipun diri ini masih ragu
Tapi sangat rindu
Dan masih menggejolak dalam kalbu
Kerinduan yang sangat rindu
Untuk datang dan kembali lagi
Untuk bertemu memuaskan rindu
Untuk membebaskan dari kebusukkan ini
Kebusukkan ini membuatku semakin rindu
Rindu untuk membebaskan
Agar kembali menjadi yang semakin dirindu
Ia yang kurindukan
Ia yang kurindukan
Mungkin merintih mencari pertolongan
Namun semua tuli tak mendengarkan
Aku akan kembali untuk membebaskan!
Karena kerinduan tercoreng dari lingkaran mata satu
Lingkaran tanpa akhir yang menyakiti
Ia terjual tanpa satu pun menyadari itu
Karena ia tak mampu bicara, ia sembunyi
Yang kurindukan itu
Ia berteriak, "wahai yang selalu datang padaku
Tidakkah engkau melihat kesekelilingmu
Mata kapitalisme sudah menginjak-injak diriku
Wahai yang selalu merindukanku
Perlukah aku harus berakhir sama seperti al Aqsa
Hingga akhirnya kalian sampai padaku
Sampai untuk menyelamatkanku dengan paksa"
Yang kurindukan
Sampai sekarang tak ada satu pun yang mendengarkan
Karena itu, aku menuliskan
Berharap ada yang mengerti dan mendengarkan
Wahai yang juga merindunya
Kuharap kalian membaca curahan rindu ini
Karena cukuplah aku merasa sakit dari rindu padanya
Bersama, mari kita hentikan semua ini
Yang kurindukan
Bersabarlah, tentara muslim akan segera membebaskan
Dengan sebaik-baik seorang pemimpin
Dengan sebaik-baik sekumpulan pasukan
Ia sama denganku, merindumu
Membawa kalimat Allah, bersaksi setia kepada Rasulullah
Dengan bangga mengusung kecintaan dengan penuh hikmah
Tunggulah, kebebasan akan datang padamu
Jeddah-Madinah, 1 Maret 2015, 08.05 p.m

Komentar