Malas, Pergilah Jauh!


Bosan adalah suatu kondisi dimana pikiran dan tubuh bersatu untuk mogok bergerak. Karena sudah lelah melakukan rutinitas yang sama setiap hari, itu itu saja. Karena syaraf sudah kehilangan sensasi, sehingga otak pun kehilangan persepsi dari kata menyenangkan sehingga ia kehilangan arti.

Kehidupan yang ritmenya terlalu datar, mungkin adalah penyebab bosan itu muncul. Melakukan rutinitas yang teralu rutin. Melakukan hal itu lagi, pada waktu yang sama, saat yang sama, kondisi yang sama, situasi yang sama dan tempat yang sama. Kalau bisa, mungkin bernapas pun juga sudah bosan.

Atau karena kehidupan yang terlalu menukik tajam kebawah, mungkin adalah penyebab bosan itu muncul. Karena terlalu lelah untuk menuruni gunung. Yah, biasanya turun lebih melelahkan dari pada naik. Bukan melelahkan, mungkin membosankan lebih tepatnya! Karena kita sudah pernah melewati tempat ini ketika kita naik, biasanya sih seperti itu!

Apapun itu, bosan memang hal yang menjengkelkan. Karena ketika bosan, maka muncullah temannya! MALAS! Hanya lima huruf tapi efeknya patut diwaspadai! Malas kadang sangat sangat menyebalkan. Malas bisa saja membuat kita yang tadinya sedang turun pada akhirnya mogok untuk turun. Bukan karena ingin naik, tapi karena ingin mencari jalan lain, atau mau meloncat langsung menuju dasar. Melarikan diri dari kenyataan atau bunuh diri! Seperti itulah biasanya keputusan yang diberikan oleh malas.

Malas adalah keadaan dimana bosan sudah mencapai tingkat akut. Bosan yang terlalu lama mengendap menjadi penyakit. Malas menyerang kepada siapa saja. Kepada siapa saja yang terlalu lama mendiamkan bosan. Kedatangannya sangat fatal, membuat kita pergi dari tujuan atau berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan. Sama sekali tidak pergi kemana pun.

.......

Ah, daripada kita terlalu jauh membahas tentang malas, pernahkah kau merasa malas dan bosan? Aku pernah. Biasanya mereka berdua datang ketika aku sedang dalam keadaan menuruni gunung, ketika dilanda banyak masalah. Ketika dua sekawan itu datang, waktuku dihabiskan untuk tidur. Entah mengapa tidur adalah satu-satunya obat ketika mereka berdua datang.

Sebenarnya, perilaku itu tidak boleh ditiru! Hehe... tidur ketika sedang dalam masalah hanya akan menambah masalah! Bahkan bosan dan malas akan senantiasa datang dan menemani tidurmu! Hiii.. agak serem juga. Tidur sama sekali tidak menyelesaikan masalahnya!

Kembali ke masalah malas tadi. Orang-orang pernah bertanya padaku, kok aku gak semangat kuliah ya? Kok aku rasanya males ya kalau pergi dakwah? Kok aku males hidup ya? Kok aku males makan ya? Dan berbagai kok lainnya yang membuatku bingung untuk menjawabnya. Tapi, menurut penelitian yang dilakukan oleh diriku sendiri (kevalidan data diragukan), orang yang malas dan bosan adalah orang-orang yang malah jarang bergerak, mungkin kebanyakan tidur seperti aku?

Bukan, bukan. Abaikan masalah tidur!

Lalu bagaimana supaya bosan dan malas itu pergi?

Biasanya ada yang bilang untuk mencontohi orang-orang yang penuh semangat. Nah, ketika kita berusaha mencontoh orang-orang yang penuh semangat, biasanya kita kagum. Dan biasanya lagi, kekaguman itu berhenti hanya sampai disitu. Kita mencukupkan diri menjadi penonton dari kehebatan orang yang penuh semangat itu. Ketika kita membandingkannya pada diri kita sendiri, kita lalu minder dan akhirnya berkata, ‘wah, dia keren banget, aku gak bisa sesemangat itu...’ lalu datanglah si malas dan si bosan membuat kita malas bergerak.

Tidak boleh ditiru! Ketika kita melihat ada orang yang sangat bersemangat untuk melakukan sesuatu, jangan berhenti sampai disitu. Jangan hanya kagum saja! Bergeraklah! Kalahkan dia! Karena persediaan semangatmu masih banyak, maka habiskanlah!

Selanjutnya adalah meminta nasehat orang lain. Ketika sudah lumayan parah, mintalah nasehat pada orang lain. Kalau perlu, mintalah ia untuk memarahimu atau memukulmu! Agak ekstrim ya? Yah, pokoknya seperti itu. Biarkan ia menggertakmu! Menaikkan adrenalinmu kembali. Memompa dan membakar semangatmu hingga kau pun terasa terbakar olehnya kembali. Maka, carilah orang-orang yang benar-benar bisa menyemangatimu!

Ketika malas datang, apalagi malas dakwah datang, jangan membaca al Qur’an! Beneran! Jangan dibaca! Nanti kalian nangis loh! Eh? Kalau begitu bagus dong? Yaudah, bacalah al Qur’an ketika malas berdakwah itu datang. Malas berdakwah harus dipukul oleh al Qur’an. Mengembalikan jati diri kita yang sesungguhnya. Kalau perlu baca sirah nabawiyah juga! Dijamin, orang yang benar-benar ingin sembuh dari dua penyakit itu pasti nangis bombay bak nonton drama Korea featuring film bollywood!

Nah, the last but not the least *?* adalah dari dirimu sendiri! Lawanlah malas dengan berbagai upaya! Karena malas itu datang pada dirimu, maka hanya dirimu sendiri yang bisa menyembuhkannya! Jangan malas adalah salah satu obat untuk tidak malas. Buatlah sebuah hukuman padamu ketika malas, misalnya ‘jika aku malas berdakwah, maka jatah uang bulanan untuk membeli komik ditiadakan!’. Betapa mengerikannya hukuman itu, mameeennn! #abaikan

Begitulah petuah dari orang tua ini. Tidak ada lagi yang bisa didapatkan. Saat ini aku sendiri juga berusaha untuk melepaskan dua makhluk menjengkelkan itu dari pikiranku. Makanya, akhir-akhir ini aku sering sekali mengantuk, mungkin suatu saat aku akan menjadi sleeping beauty, eh ugly (iya, aku nyadar kalau jelek #plak).


Pokoknya, ayo berantas malas dari akarnya!

Komentar